jatimekspose.com, Pamekasan – Aktivis Madura, Farid Gaki, buka suara soal pergantian Kepala Bea Cukai Madura. Ia menyebut kabar pencopotan Muhammad Syahirul Alim dari jabatannya sebagai angin segar bagi penegakan hukum di sektor cukai, khususnya di Madura.
“Jujur saya sangat bahagia ketika beberapa hari yang lalu saya mendengar kabar, kalau kepala Bea cukai Madura diganti. Dari beberapa bulan yang lalu saya sudah menyampaikan, copot kepala Bea Cukai Madura, alhamdulillah sesuai harapan,” tegas Farid, kepada media ini.
Ia menilai selama bertahun-tahun di bawah kepemimpinan Muhammad Syahirul Alim, praktik-praktik pelanggaran di sektor cukai justru makin liar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama Bea cukai Madura bertahun-tahun dipimpin oleh Muhammad Syahirul Alim, diakui atau tidak, produksi rokok bodong dan mafia pita cukai semakin merajalela di Madura, terutama di Kabupaten Pamekasan yang menjadi lokasi kantornya Bea Cukai Madura. Belum lagi ada ratusan perusahaan (PR) di Pamekasan yang sengaja dibiarkan,” ungkap Farid.
Menurutnya, keputusan Dirjen Bea Cukai Pusat untuk mengganti pucuk pimpinan di Madura merupakan langkah yang tepat.
“Pergantian/pencopotan Kepala Bea Cukai Madura oleh Dirjen Bea Cukai Pusat, menurut saya sudah sangat tepat. Saya sangat mengapresiasi sekali,” ucapnya.
Lebih lanjut, Farid mengingatkan bahwa pergantian pejabat ini bukan berarti akhir dari masalah. Justru ini menjadi awal tantangan yang besar.
“Pergantian Kepala Bea Cukai yang lama bukan akhir dari merajalelanya produksi rokok bodong dan permainan jual beli pita cukai di Madura. Justru menurut saya adalah babak baru bagi Kepala Bea Cukai yang baru,” tambahnya.
Farid berharap pejabat baru memiliki nyali lebih besar untuk menghadapi para mafia cukai dan rokok ilegal.
“Maka dari itu saya berharap, Kepala Bea Cukai Madura yang baru harus lebih punya nyali dan keberanian yang tinggi, untuk memberantas para mafia rokok bodong dan mafia pita cukai di Madura, terutama Kabupaten Pamekasan, karena Bea Cukai Madura berkantor di Pamekasan. Oleh karena itu, Kabupaten Pamekasan harus menjadi atensi khusus atau prioritas, baik preventif maupun penindakan,” pintanya.
Berdasarkan hasil investigasinya, Farid menyebut keberadaan ribuan perusahaan rokok bodong, dan dominannya di satu daerah tertentu.
“Hasil dari investigasi Farid Gaki, di Madura ada ribuan perusahaan/PR rokok. Menurut data kami yang paling banyak itu di Kabupaten Pamekasan. Ini sebuah PR besar dan tantangan besar untuk Kepala Bea Cukai Madura yang baru. Berani gak melakukan sidak khusus ke semua perusahaan besar di Pamekasan? Saya menunggu aksi tegas dan beranimu, Bapak Kepala Bea Cukai Madura yang baru,” pungkasnya.